Senin, 16 April 2012

Bagaimana Menyiasati Agar Anak Mudah Diatur?

Anak yang sedang bermain komputer
Beberapa waktu yang lalu, hampir setiap pagi saya selalu dibuat bingung oleh kelakuan buah hati saya yang berumur 7 tahun. Bagaimana tidak sudah saatnya ia harus segera mandi, berpakaian dan sarapan akan tetapi ia masih saja asyik menonton film kartun kesayangannya atau terkadang masih asyik bermain dengan komputer
kesayangannya. Sementara saya sudah kasak-kusuk dari tadi menyuruhnya segera mandi. Gimana enggak bingung 30 menit lagi pukul 7 tapi anakku masih malas-malasan aja. Alhasil saya langsung saja mematikan TV atau Komputer sambil menghitung satu, dua, tiga dan kontan saja terjadilah pertengkaran antara saya dan si kecil yang ujung - ujungnya tentu saja anak saya jadi ngambek. Hmmm bingung gimana sih merubah perilaku susah diatur anak ini?

Ternyata pikir-pikir apa yang salah ya? mungkin ada kesalahan yang saya lakukan sebelumnya. Dan pelan-pelan saya memperhatikan keinginan anak saya, kecenderungan caranya merespon orangtua dan juga memperhatikan wataknya. Kayaknya harus saya akalin nih. Nah suatu pagi anak saya yang memang sering bangun untuk sholat subuh dan setelah itu langsung menyalakan komputer untuk bermain game lagi, tiba-tiba saya bertanya "Hayo....jangan main komputer lagi dong kan harusnya kamu udah siap-siap mandi dan sarapan". Tapi anak saya juga nggak kalah pinternya dia menjawab..."kan cuma sebentar Bu". Nah saya melihat kendali ada ditangan saya. Kemudian saya pun segera membuat DEAL dengan si kecil. "Berapa lama kamu main komputer? sambil menatap tajam matanya. Anak saya menjawab sampe jarum panjang angka 12 ya Bu? memang sih waktu itu baru sekitar jam 5.30 pagi kebetulan jarak antara sekolah dengan rumah kami kira-kira hanya ditempuh dalam waktu 15 menit. Saya bertanya lagi "Kalo gitu silakan sampai jarum panjang angka 12 tapi kalo lewat langsung dimatiin ya sama Ibu". Akhirnya anak saya pun nurut. Dan jadilah pagi itu tak ada kata terlambat ke sekolah. Ternyata ada hal-hal yang tidak kita sadari bahwa ternyata anak lebih suka kita berlakukan secara fair dengan membuat kesepakatan terlebih dahulu. Dan jika ia melanggar kesepakatan itu tentu anak itu akan merasa bersalah. Jadi secara sederhana saya coba buat poin penting gimana caranya agar anak mudah bekerja sama dengan orang tuanya terutama dalam hal kewajiban si anak seperti belajar, ibadah dan lain-lain:
Luangkan waktu bersama anak
  • Sering-seringlah mendekap dan mencium anak anda, jika anak sedang sedih atau lagi ngambek cobalah dibelai dan cium kepala anak sambil dibujuk dan diberikan penjelasan. Percaya atau tidak anda akan merebut hatinya. Ini sangat efektif loh mengurangi watak keras pada anak.
  • Luangkan waktu bersama anak agar terjalin komunikasi yang baik.
  • Jadilah contoh yang baik di rumah jangan menyuruh anak mandi sementara anda sendiri belum mandi.
  • Jangan lupa buat perjanjian (DEAL) beserta konsekuensinya dengan anak seperti misalnya kamu boleh main tapi silakan selesaikan PR dulu ya? 
  • Jangan mengingkari janji pada anak, karena akan membuat posisi anda lemah. Dan anak akan memandang remeh aturan yang sudah dibuat.
  • Pujilah anak ketika ia berbuat kebaikan sekecil apapun dan jika anda minta tolong padanya katakanlah "Nak...tolong ambilkan" dan jika anak sudah menolong ucapkan "Terima kasih ya...kamu udah bantu ibu". Ini akan membuat anak merasa dihargai
  • Jangan terlalu kaku dengan anak. Jadilah seperti teman yang baik jika anak ingin bercerita apa saja jadilah pendengar yang baik. Dan jika perlu seringlah bersenda gurau dengan anak. Ini akan memperkuat ikatan batin antara orang tua dan anak.
  • Perkenalkan anak dengan kisah-kisah orang yang berakhlak mulia agar anak bisa menirunya kelak.
  • Dan yang paling penting adalah dekatkan anak dengan Agama serta doakan selalu anak anda. Insya Allah doa orang tua akan diijabah oleh Allah SWT
Tips-tips di atas saya coba terapkan pelan-pelan dan Alhamdulillah ada banyak perubahan pada anak saya. Mudah-mudahan para Bunda bisa melewati proses yang cukup melelahkan ini sekalipun terkadang timbul perasaan malas. Ah terlalu banyak teori. Tapi sebentar dulu ya Bunda...percayalah sebenarnya kejadian yang berulang-ulang inilah yang coba kita perbaiki sedikit demi sedikit nanti hasilnya akan Bunda lihat sendiri.
Nah gimana Bunda..punya pengalaman lain? Silakan share ya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar