Rabu, 04 April 2012

Membentuk Otak Anak

Otak Pada Anak
Betapa hebatnya otak. dari benda yang lunak di dalam kepala itu kita bisa menciptakan puisi, merancang gedung bertingkat, mengobati orang sakit, menggubah lagu. Tapi otak juga membantu orang berbohong, mencuri hingga memanipulasi orang lain.

    Masalahnya adalah bagaimana cara mempersembahkan anak yang penuh kasih sayang dengan sifat-sifat positif? Cara terbaik membesarkan anak adalah memberi cinta dan bimbingan yang dibutuhkan otak mereka. Dengan begitu otak mereka tumbuh menjadi tempat yang sehat bagi semua yang mereka pikirkan, lakukan dan rasakan. Dengan memahami kerja otak orang tua akan bisa membantu anak menciptakan pemikiran dan emosi positif.

Para pakar telah menemukan bahwa perkembangan kompleksitas otak anak bergantung pada informasi genetis dan pengalaman. Jika informasi genetis dan pengalaman yang dialami oleh anak adalah baik dan tidak mengandung kekerasan, maka akan menciptakan respon yang baik pada diri si anak yang tentunya berdampak pada perilakunya kelak. Akan tetapi sebaliknya jika informasi genetis dan pengalaman yang dialami oleh si anak adalah buruk, maka akan si anak berpeluang mengalami traumatik yang bisa membuatnya kelak menjadi seorang yang bertabiat kasar, anti sosial atau sulit untuk menjalin hubungan baik dengan orang lain.

Pada intinya, keluarga adalah tempat pertama si anak bersosialisasi dengan orang lain. Anak yang masih kecil akan belajar dari orang tuanya, bagaimana ia berinteraksi dengan orang tuanya. Jika orang tuanya bisa memberi pendidikan yang baik, seperti memberikan belaian kasih sayang dan perhatian yang cukup pada anak, mendekatkan si anak dengan agamanya dengan baik, dapat memberikan penjelasan yang baik atas pertanyaan si anak sesuai dengan usianya (membantu membangun mindsight yang baik), memenuhi kebutuhan anak fisik dan emosinya, mengajarkan kasih sayang dan menghargai orang lain, makhluk lain (tumbuhan & hewan) atau juga lingkungan kita, serta menghindarkan kekerasan dan kata-kata cacian pada anak, niscaya si anak tumbuh menjadi pribadi yang baik dengan kerja otak yang maksimal.

Jangan lupa kenali anak sesuai dengan usianya. Usia bermain anak adalah 0 hingga 7 tahun. Jangan terlalu memaksakan anak umur 3 tahun untuk segera pandai membaca. Si anak dapat diajarkan huruf sambil bermain. Atau anak umur 5 hingga 7 tahun yang masih suka bermain, jangan anda paksakan agar segera bisa menghapal perkalian. Jika anak bermain, Anda dapat melibatkan diri bermain sambil mengenalkan angka atau logika berhitung pada anak. Si anak tentu merasa enjoy...dan informasi yang baik itu akan diserap maksimal oleh si Anak. Bukankah Nabi panutan kita Rasulullah SAW pernah mengajarkan bagaimana berakhlak dengan anak? Rasulullah SAW sangat mencintai anak-anak bahkan Beliau suka membelai dan mengajak anak-anak bercanda tanpa ada kekerasan tapi juga mengajarkan akhlak yang baik pada anak-anak.

Berikan kasih sayang yang cukup
Saat ini banyak tayangan-tayangan di Televisi dan permainan Video Game yang sarat dengan unsur kekerasan dan pornografi. Kenalkan dan jelaskan dengan baik kepada anak seperti apa dampak buruk yang ditimbulkan oleh kekerasan, pornografi dan narkoba. Kenalkan bagaimana kita memandangnya dari sudut agama.Hindarkan pula konflik orang tua dihadapan si anak. Kekerasan dapat membuat otak si anak menjadi stres, akibatnya kemampuan anak untuk merespon baik, belajar dan mengingat menjadi terhambat. 
Karena itu jika Ayah Bunda ingin menciptakan masa depan anak yang berarti, maka kedamaian dan stabilitas menjadi prioritas utama.

Sumber : Berbagai sumber

1 komentar:

  1. Dari kecil harus dibiasakan terbuka dan membentuk rasa percaya diri

    BalasHapus